Senin, 28 Februari 2022

Strategi Pemasaran Buku

 


Resume Pertemuan ke-19

Pelatihan Menulis PGRI

Gelombang 23 dan 24

Narasumber   : Agus Subardana, S.E., M.M.

Moderator      :  Raliyanti

Alhamdulillah pelatihan belajar menulis PGRI sudah memasuki materi ke-19. Materi pertemuan kali ini membahas tentang “Pemasaran Buku” dengan narasumber Bapak Agus Subardana, S.E., M.M. dan moderator Ibu Raliyanti.

Pak Agus merupakan Direktur  Marketing Penerbit Andi Offset Yogyakarta. Beliau sudah bekerja di Penerbit Andi selama 17 tahun sejak tahun 1999 sampai sekarang. Pendidikan terakhir beliau S2 jurusan Manajemen Pemasaran. Beliau juga sering menjadi moderator berbagai event webinar.

Di tengah melesunya bisnis di berbagai industri akibat pandemi Covid-19, industri penerbitan buku sekala Global-Dunia justru bertumbuh. Merujuk laporan Nielsen BookScan ICM, penjualan buku di secara global / Dunia hingga akhir 2021 (YTD) mengalami pertumbuhan cukup signifikan.Data yang saya maksud sebagai berikut.

Masih merujuk data tersebut, genre buku yang mengalami kenaikan adalah genre “Food & Drink” yang pertumbuhannya mencapai 33% atau menjadi 2,8 juta Euro. Selanjutnya, pada genre Fiksi tumbuh 9% (menjadi 7,1 juta Euro), genre Leisure & Lifestyle tumbuh 37% (menjadi 1,4 juta Euro), genre Personal Development tumbuh 11% (menjadi 2,2 juta Euro), dan genre Children & Young Adult Non-Fiction tumbuh 15% (menjadi 1,5 juta Euro).

Dari analisa pasar dan Diungkapkan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), seperti yang dikutip dari situs resmi www.ikapi.org industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.

Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun.

Jadi Industri buku di saat pandemi di indonesia mengalami penurunan yang dratis mencapai 50% hingga 80 %.

Namun menurut Pak Agus Penerbit Andi Offset Yogyakarta masih bisa bertahan dan bertumbuh. Pada penerbit Andi ada beberapa genre buku yang kontribusinya justru bertumbuh di masa pandemi. Antara lain, genre buku sekolah , buku anak, masak, self improvement, hukum, Bisnis, parenting & family, dan computing & technology,

Fenomena menarik di industri penerbitan buku pada masa pendemi adalah bertumbuhnya penjualan di kanal online dan Directselling. Fenomena lain yang perlu dicatat oleh para pemasar di industri penerbitan buku adalah perubahan pola perilaku konsumen, khususnya segmen remaja. “Konsumen remaja tidak lagi melihat harga, tapi gimmick. Mereka juga selalu ingin menjadi orang yang pertama mendapatkan produk bukunya,”

Strategi Pemasaran Buku

Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis buku yang di terbitkan. Jenis-jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit Andi Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku (Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi -Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks, dll).

Dari jenis-jenis katagori buku tersebut dilakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan. Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis. Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :

1.      Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2.      Faktor Makro yaitu demografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Menurut Pak Andi strategi pemasaran buku di penerbit Andi dipetakan menjadi dua  yaitu strategi pemasaran buku serangan udara (online) dan strategi pemasaran buku serangan darat (offline) dengan berlandaskan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas.

1.     Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (Online)

Strategi pemasaran buku secara online dapat dilakukan dengan du acara, yaitu :

a.      Pemasaran dengan memanfaatkan media digital

Media digital sangat bermanfaat untuk memasarkan buku, antara lain.

·         Biaya lebih relatif terjangkau atau murah

·         Daya Jangkauan sangat luas

·         Mudah menentukan target pasar buku yang akan diterbitkan

·         Komunikasi dengan konsumen lebih mudah

·         Lebih cepat popular

·         Sangat membantu meningkatkan penjualan

·         Mudah dievaluasi dan dikembangkan

Untuk strategi online ini penerbit Andi melakukan lima hal yaitu:

·         Pengelolaan secara intens terhadap buku-buku best seller-nya, yang saat ini jumlahnya mencapai 100 best seller.

·         Menggelar program Pre Order melalui toko buku online, e-Commerce, maupun reseller individu. “Tak hanya itu, Penerbit Andi juga menjual merchandise, e-book, hingga buat content.

·         Optimalisasi di semua lini produk, baik optimalisasi promosi, branding, hingga reseller. “Objektifnya, buku sudah bukan lagi untuk dibaca, melainkan sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat".

·         Optimalisasi stock produk melalui program bundling dan online. Mengelola Dead Stock, yakni mengelola buku-buku yang tidak terjual melalui program diskon dan melakukan books fair / pameran buku secara online.

 

b.      Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Pemasaran buku juga dapat dilakukan melalui komunitas. Seorang penulis tentu punya komunitas dan relasi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Komunitas dan relasi tersebut dapat dijadikan  sebagai sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan lewat komunitas lebih efektive dan efisien sehingga tingkat penjualan buku meningkat. Kuncinya seorang penulis harus aktif mengadakan komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Penerbit Andi sendiri mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link  Zoom, Live Youtube TV. ANDI, dengan tema-tema yang menarik.

2.      Strategi pemasaran buku serangan Darat (Offline)

Strategi pemasaran buku serangan darat dikelompokkan berdasarkan target pasar yang dituju, yaitu

a.      Strategi pemasaran di toko buku

Srtategi pemasaran buku secara offline dapat dilakukan dengan cara menjadi pemasok di toko  buku. Penerbit yang memiliki mesin percetakan sendiri sebagian besar menjadi pemasok di toko-toko buku yang ada di Indonesia. Toko buku dibedakan menjadi tiga jenis yaitu toko buku modern, toko buku semi modern, dan toko buku tradisional.

Untuk mempertajam promosi pemasaran di toko buku dapat dilakukan bebarapa cara, antara lain.

·         Menguasai display buku supaya tampilan kelihatan menarik

·         Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X banner

·       Mengadakan bedah buku, talkshow, dan potongan harga pada buku tertentu pada periode tertentu

·         Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (bulan Ramadhan, program TAB, program Tam, dan lain-lain)

Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku, penerbit Andi sendiri melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh sampai Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Untuk memasarkan bukunya penerbit Andi mengadakan berbagai promo, seperti mengadakan event tematik, mengadakan bedah buku dan lain-lain.


b.      Strategi pemasaran direct selling (penjualan langsung)

Direct selling atau penjualan langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun bisnis yang fleksibel dan berbiaya rendah. Cara ini  dapat mengurangi biaya iklan, menghindari biaya overhead, dan membangun hubungan pelanggan yang tahan lama dan jangka panjang.

Produk-produk Penerbit Andi Offset sendiri memasarkan dan menjual langsung melalui perwakilan penjualan independen yang dikenal juga sebagai Sales Direct selling. Produk dikirim langsung dari produsen ke perusahaan penjualan, lalu ke perwakilan atau distributor, dan terakhir ke konsumen.

Produk yang dijual melalui penjualan langsung biasanya tidak ditemukan di lokasi ritel tradisional. Ini berarti menemukan distributor atau perwakilan adalah satu-satunya cara untuk membelinya. Pemasaran Buku melalui Direct selling ini dipetakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan.

Jenis Katagori buku penjualan lewat direct selling di penerbit Andi dibagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

a)      Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).

b)     Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah

c)      Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK, Perguruan Tinggi dan umum

Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka penerbit Andi sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales).

Tenaga penjual/sales direct selling mempunyai tanggungjawab target sesuai maping areanya masing-masing. Tugas sales ialah sebagai berikut.

1)      Mengadakan kunjungan langsung ke tiap sekolah PAUD-TK, SD, SMP, SMA, dan SMK

2)      Mengadakan kunjungan langsung ke setiap Kampus / Perguruan Tinggi  untuk temui Dosen, tiap Kaprodi, tiap Dekan, ke LPPM dan sampai ke para Rektor .

3)      Mengadakan kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.

Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat

Itulah pemaparan materi dari narasumber pelatihan malam ini. Di mana dapat disumpulkan bahwa strategi pemasaran sebuah buku yang sudah diterbitkan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemasaran buku serangan udara (Online) dan strategi pemasaran buku serangan darat (Offline)

Terimakasih kepada Pak Andi dan Ibu Raliyanti, ilmunya sangat bermanfaat.

Jumat, 25 Februari 2022

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie


Resume Pertemuan ke-18

Pelatihan Menulis PGRI

Gelombang 23 dan 24

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Moderator   :  Rosminiyati

Malam ini Jum’at, 24 Februari 2022 Pelatihan Belajar Menulis PGRI sudah memasuki materi ke-18 yang mengusung tema “Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie” Bersama narasumber Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. dan moderator Ibu Rosminiyati. Materi pelatihan malam ini terdiri dari 4 sesi, yaitu pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab, dan penutup.

Sebelum pemaparan materi oleh narasumber, Bu Ros selaku moderator meperkenalkan profil narasumber Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Pak Brian nama akrabnya adalah sosok guru blogger millennial lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan. Dan ternyata beliau juga alumnus Belajar Menulis PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis PGRI, termasuk yang menerbitkan sertifikat peserta yang lulus.

Beliau sudah menerbitkan tiga buku solo. Pertama berjudul, “Buku Blog Untuk Guru Era 4.0”, kedua “Buku Aksi Literasi Guru Masa Kini, ketiga “Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari”. Untuk lebih lengkapnya profil Pak Brian dapat diakses pada tautan https://www.praszetyawan.com/p/profil.html

Seorang penulis agar karyanya tidak hanya tersimpan dalam laptop saja maka tulisan-tulisannya hendaknya dicetak menjadi sebuah buku. Disamping itu buku bisa menjadi bukti bahwa dirinya benar-benar sebagai seorang penulis.

Untuk mencetak buku maka seorang penulis harus kenal dengan yang namanya penerbit. Sebagai penulis pemula tentu masih awam dengan penerbit tapi tidak perlu khawatir sekarang menerbitkan buku jauh lebih mudah karena sudah banyak penerbit indie. Asalkan penulis pemula berniat menerbitkan buku penerbit indie siap mencetak.

Lebih lanjut Pak Brian menjelaskan ciri-ciri penerbit indie ialah sebagai berikut.

1.        Tidak ada seleksi, semua jenis naskah diterima

2.        Proses terbit cepat (1-3 bulan)

3.        Biaya penerbitan bervareasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan

4.        Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis

5.        Penulis menentukan sendiri harga bukunya

6.        Tidak memasarkan buku ke toko buku

7.        Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya baik secara offline maupun online

Jadi bagi penulis pemula bisa menjadi solusi bagi untuk bisa mewujudkan impiaanya memiliki buku karya sendiri. Meskipun harus mengeluarkan biaya pra cetak tidak masalah karena memang  itu konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi naskah.

Penerbit indie sekarang sudah menjamur, oleh karena itu penulis harus memilih sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan penerbit indie.

1. Biaya penerbitan

2. fasilitas penerbitan

3. Batas maksimal jumlah halaman

4. Ketentuan dan biaya cetak ulang

5. Apakah dapat master PDF

6. Lama penerbitan

7. Jumlah buku jyang ditulis penulis

Dan apabila tidak mau repot masalah penerbit para penulis pemula bisa meminta bantuan Pak Brian karena beliau mempunyai dua rekanan penerbit yang siap mengawal dan menjamin buku penulis pemula sampai terbit yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Karena penulis mempunyai rencana yang berbeda-beda terhadap buku yang akan diterbitkan perhatikan gambar di bawah ini.



Itulah resume materi pelatihan pada malam hari ini.Terimakasih Pak Brian dan Bu Ros atas ilmu-ilmunya sengat  bermanfaat.

 

 

 


Rabu, 23 Februari 2022

Mengenal Penerbit Indie


Resume Pertemuan ke-17

Pelatihan Menulis PGRI

Gelombang 23 dan 24

Narasumber   : Mukminin, S.Pd, M.Pd

Moderator      :  Helwiyah



Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, pelatihan belajar menulis sudah memasuki sesi ke-17. Kali ini materinya tentang “Mengenal Penerbit Indie”. Dengan narasumber Bapak Mukminin, S.Pd, M.Pd. dan moderator Ibu Helwiyah.

Seperti biasa acara terdiri dari 4 sesi. Pertama pembukaan, kedua penyampaian materi oleh narasumber, ketiga tanya jawab, dan keempat penutup.

Sebelum pelatihan dimulai Bu Helwi memperkenalkan profil narasumber Bapak Mukminin yang dikenal dengan Cak Inin. Beliau seorang penulis yang luar biasa, memulai dunia menulis dari nol pada usia 55 tahun. Beliau merupakan alumni belajar menulis PGRI asuhan Bapak Wijaya Kusuma/Om Jay gelombang 8. Untuk lebih lengkapnya profilnya bisa dilihat di sini https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

Dari pelatihan tersebut Cak Inin dapat melahirkan buku yang berjudul “Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar” yang sudah terjual hampir 500 buku. Beliau juga membuat buku Antologi yang berjudul “Antologi Kisah Inspiratif Sang Guru” dan buku terbarunya dengan judul Best Edition Laron” (Puisi genre baru 2.0). Agar kita lebih termotivasi untuk menjadi seorang penulis silahkan mampir ke blog beliau https://cakinin.blogspot.com/2022/02/usia-56-tahun-aku-berkarya-dan.html

Untuk menggugah semangat para peserta pelatihan sebelum penyampaian materi Cak Inin memberi motivasi berupa kata mutiara.

1.      “Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

2.      “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Menurut Cak Inin seorang yang ingin bisa menulis dan menerbitkan buku maka harus memahami tahapan dalam menerbitkan buku, yaitu.

1.      Prawriting

Seorang penulis harus mempunyai ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar (Pay attention). Kreatif dan harus banyak membaca buku.

2.      Drafting

Penulis harus membuat draft (outline buku/daftar isi buku) kemudian mengembangkan draf sehingga menjadi sebuah karya yang utuh.

3.      Revisi

Setelah naskah selesai maka seorang penulis harus merevisi lagi tulisannya, apa yang baik hendaknya ditambahkan dan yang tidak perlu dibuang sehingga naskah menjadi lebih bagus dan menarik.

4.      Editting

Setelah naskah direvisi langkah selanjutnya adalah editting. Dalam langkah ini seorang penulis mengadakan edit terhadap kesalahan tanda baca, kesalahan kalimat. Tahap ini dapat dikatakan sebagai “Swasunting” yaitu menyunting tulisan sebelum masuk ke penerbit.

5.      Publikasi

Apabila naskah sudah fix maka seorang penulis memasuki tahap publikasi atau penerbitan buku.

Setelah itu untuk mencetak buku Cak Inin memperkenalkan dua macam penerbit. Pertama penerbit Mayor dan kedua  Penerbit Indie. Apa perbedaan antara penerbit mayor dan indie (independent)?

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

ü  Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal

ü  Penerbit indie hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand)

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

ü  Penerbit mayor :

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah.

ü  Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan.

3.  Profesionalitas

ü  Penerbit mayor :

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

ü  Penerbit indie :

Penerbit indie juga profesional, tapi banyak yang beranggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit

4.    Waktu Penerbitan

ü  Penerbit mayor :

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan.

ü  Penerbit indie :

Apabila ada naskah yang masuk dan siap dicetak maka segera diproses .Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang, indie tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Indie menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

ü  Penerbit mayor :

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

ü  Penerbit indie :

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis sendiri lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dan lain-lain

6. Biaya penerbitan

ü  Penerbit mayor :

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka.

ü  Penerbit indie :

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Itulah gambaran umum tentang Penerbit Mayor dan Indie. Seorang penulis bebas menentukan buku-bukunya mau dicetak di Penerbit Mayor atau Indie. Apabila mau dicetak di Penerbit Mayor maka harus siap mengikuti seleksi ketat. Apabila tidak siap mengikuti seleksi kelayakan pencetakan maka Penerbit Indie solusinya untuk kemudian buku dipasarkan sendiri baik secara offline maupun online.

Di akhir materi Pak Mukminin/Cak Inin memperkenalkan percetakannya indie miliknya yang bisa menjadi refrensi seorang penulis untuk mencetak buku-bukunya. KAMILA PRESS Jl. A Yani Ds. Tlanak RT. 04/RW. 03 Kec Kedungpring, Lamongan 62272 Email: gusmukminin@gmail.com FB: Cakinin Mukminin Arminareka IG: @cakininarminareka WA: 0813 3094 4498

Demikian resume materi belajar menulis PGRI ke-17. Terimakasih Pak Mukminin dan Ibu Helwiyah semoga ilmu-ilmunya bermanfaat. Teriring doa Jazaakumullah ahsanal jazaa’. Aamiin ….

 

 

 

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis



Resume Pertemuan ke-16

Pelatihan Menulis PGRI

Gelombang 23 dan 24

Narasumber    : Yulius Roma Patandean

Moderator       :  Muliadi

 

Alhamdulillah, senang sekali bisa bergabung di Grup Whatsapp Pelatihan Belajar Menulis PGRI gelombang 23 dan 24 yang dipromotori Bapak Wijaya Kusuma yang dikenal dengan sapaan Om Jay, seorang Motivator, Trainer, Penulis, Guru SMP Labs School Jakarta. Pagi tepatnya Senin, 21 Februari 2022 bergabung malamnya langsung ada kelas dengan materi Langkah Menyusun Buku secara Sistematis yang merupakan materi ke-16 yang dibawakan oleh nara sumber Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. dan moderator Bapak Muliadi.

Awalnya sempat bingung baru bergabung tapi sudah memasuki materi ke-16. Kemudian saya memberanikan diri mohon pencerahan Bapak Muliadi selaku moderator malam itu akhirnya disarankan agar tetap mengikuti materi dan membuat resume meskipun sudah ketinggalan separuh materi yang sudah ditetapkan. Dengan tekad untuk bisa mahir dalam menulis yang sebenarnya merupakan hobby karena sebelumnya saya sudah pernah mengirimkan beberapa tulisan di Kompasiana dan saya juga pernah mendapatkan hadiah dari sebuah majalah dari tulisan yang telah saya kirim namun setelah itu berhenti menulis karena seakan buntu tak ada ide lagi untuk menulis. Hal ini mungkin disebabkan karena saya tidak tahu ilmunya tentang dunia tulis menulis, akhirnya saya mengikuti pelatihan meskipun saat itu belum punya blog dan belum tahu bagaimana cara membuat blog. Belajar dari youtube alhamdulillah akhirnya saya berhasil membuat blog sehingga bisa mengumpulkan tugas membuat resume materi ke-16 ini.

Senin, 21 Februari 2022 pukul 19.00 WIB materi ke-16 dimulai. Pelatihan terdiri dari 4 session. Pertama pembukaan, kedua acara inti penyampaian materi, ketiga tanya jawab, dan keempat penutup.

Sebelum menyampaikan materi inti Pak Roma, mebagikan tips agar sesorang konsisten dalam menulis dan menyelesaikan yaitu dengan cara CLBK. Apa itu itu CLKBK? Berikut penjelasnnya.

1.    C : COBA

Untuk konsisten dalam menulis hendaknya mencoba dan terus mencoba tanpa mengenal lelah dan putus asa, karena mencoba itu jauh lebih baik daripada tidak pernah salah, karena dengan mencoba kita bisa memperbaiki suatu kesalahan dan kemampuan menulis terasah dengan baik

 

2.    L : LAKUKAN

Lakukan dengan segara dan jangan ditunda-tunda biar ide menulis tidak menguap dan keburu muncul rasa malas akhirnya tertunda

 

3.    B : BUDAYAKAN

Jadikan menulis menjadi sebuah budaya agar menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat baik bagi diri sendiri atau orang lain

 

4.    K : KONSISTEN

Agar menulis menjadi sebuah kebiasaan dan benar-benar wujud menjadi sebuah karya maka mutlak seorang menulis harus konsisten dalam menulis. Untuk konsisten di awal harus memaksakan diri agar kemudian menjadi sebuah kebiasaan.

 

Itulah tips yang diberikan Pak Roma agar seseorang dapat menghasilkan karya berupa tulisan. Kemudian bagaimana langkah menyusun buku secara sistematis? Langkah-langkah Menyusun buku dapat diakses pada tautan https://youtu.be/eePQwyHAcjw dan https://youtu.be/jXPr59aWJSc

Pada akhirya agar tulisan menjadi sebuah karya maka seorang penulis harus punya komitmen yang kuat dan juga konsisten untuk terus menulis. Demikian tips dan materi dari Pak Roma semoga bermanfaat.

 

 

 

Jalani dan Terima Apa yang Ditetapkan Untukmu

Ada apa dengan hariku? Tepatnya Senin, 12 Februari 2023. Ponselku berdering ada panggilan whatsapp dari temenku yang minta dijemput pada sua...