Kamis, 30 Juni 2022

Menguak Dapur Penerbit Mayor


Pertemuan ke-20

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Narasumber : Edi S. Mulyanta

Moderator    : Rosminiyati

Pelatihan menulis PGRI hari ini Jum'at, 1 Juni 2022 memasuki pertemuan ke-20. Temanya adalah "Menguak Dapur Penerbit Mayor" bersama narasumber Bapak Edi S. Mulyanta dan moderator Ibu Rosminiyati.

Profil narasumber Bapak Edi S. Mulyanta dapat dilihat pada tautan berikut.

https://www.pbuandi.com/2021/11/edi-s-mulyanta.html?view=flipcard

Pandemi Covid 19 merupakan wabah yang meluluhlantakan industri penerbitan di Indonesia. Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia.

Beruntung sebelum pandemi, pemerintah telah mengeluarkan undang-undang perbukuan yang mencoba format baru digital untuk dapat dikembangkan di dunia perbukuan Indonesia.

Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 22 yang keluar pada tahun 2022, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.

Hal tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi mereka  ke arah yang lebih up to date, menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan dunia bisnis penerbitan secara umum. Beberapa penerbit yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas  terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku mereka. Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD (Ujung-ujungnya Duit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah haluan ke usaha yang lain.

Tahun 2020-2022 merupakan masa paceklik bagi industri penerbitan, akan tetapi berbeda dengan dunia penulisan yang justru marak-maraknya. Hal ini mungkin karena aktifitas kita dibatasi, sehingga banyak yang memberikan kesempatan untuk bekerja dari rumah (WFH)

Selama pandemi, naskah masuk yang masih stabil. Akan tetapi angka penjualan yang turun hingga 90%, dimana toko buku sebagai outlet utama kami banyak yang tutup. Sekolah dan kampus sebagai sumber pendapatan kami juga melakukan proses belajar mengajar secara daring.

Produksi buku reguler sempat terhenti, sehingga banyak penulis yang mempertanyakan masa depan penerbitan di Indonesia secara umum.

Tidak semua tema buku, ternyata bisa digantikan oleh digital, hal inilah yang memberikan harapan baru penerbit untuk masih tetap memertahankan lini bisnis bukunya. Titik balik (rebound) pasar buku yang lesu tampaknya sudah mulai terasa mulai awal tahun 2022 ini, sehingga beberapa penerbit yang terlanjur mengurangi produksi bukunya bisa tertinggal oleh penerbit yang masih konsisten memertahankan produksi bukunya.

Data-data pemasaran tidak pernah bohong, bahwa beberapa buku dengan tema yang khas ternyata masih sangat baik di pasar. Nah para penerbit saat ini sedang gencar untuk tetap mempertahankan lini bisnis, yang memang telah teruji oleh perubahan jaman. Hal ini memang membutuhkan dana yang luar biasa besa untuk mencoba menggali lebih dalam pasar-pasar buku yang tidak tergoyahkan dengan perkembangan teknologi yang begitu gencar. Di dalam dunia Start-up dikenal dengan strategi bakar uang, nah di penerbit-penerbit masih mencoba untuk melakukan beberapa penelitian tema yang masih tetap baik di pasar.

Penerbit-penerbit mayor mempunyai idealisme masing-masing, sehingga perlu perhitungkan baik-baik jika mengusulkan usulan buku ke penerbit tersebut.

Tema buku yang menjadi andalan Toko Buku saat ini adalah tema buku non teks, seperti buku Anak, Buku Motivasi  dan Agama, Fiksi, hingga buku Masak yang masih nangkrin di 10 besar data buku terlaris di setiap toko buku di Indonesia.

Yang menjadi permasalahan klise di dunia penerbitan adalah masalah modal beserta pembiayaan produksi buku yang cukup besar nilainya dalam sebuah proyek terbitan satu judul buku.

Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Tetapi karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat menerbitkan. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penulisnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.

Skema penerbitan Indi, sempat marak saat pandemi, dengan pembiayaan dari penulis akhirnya sebuah naskah dapat diterbitkan.

Maraknya penerbitan indi ini ternyata memicu permasalahan yang lain yang belum pernah terjadi di dunia penerbitan yaitu menjadi langkanya nomor ISBN di perpustakaan nasional.

Mengapa bisa demikian? hal ini karena dipicunya keinginan menulis buku hanya untuk mengejar angka kredit semata, tidak memikirkan apakah tulisan tersebut disebarluaskan ke masyarakat seperti amanat undang-undang perbukuan 2017.

Padahal ISBN sangat bermanfaat sebagai izin terbitnya sebuah buku, sebagaimana  berikut.


Pemicu kelangkaan ISBN adalah poin nomor 5, bukan karena kesalahan ekosistem penerbitan

Saat ini konsep penerbitan buku oleh pemerintah dicoba untuk kembali sesuai dengan Undang-undang perbukuan 2017, dimana terbitan buku harus tersebar luas di masyarakat.

Perpustakaan nasional akhirnya memberikan kebijakan baru untuk membuat sub nomor untuk menghemat ISBN yang telah dijatah oleh ISBN Internasional.

Struktur utama ISBN pada publication element menunjukkan jumlah produksi buku yang telah diterbitkan untuk mengetahui jumlah rata-rata produksi buku sebuah penerbit.

Buka Apa yang Bisa Ditulis?

Untuk menentukan jenis tulisan sebaiknya mengikuti aturan pemerintah yang paling baru.


Apapun jenis tulisannya baik buku teks, buku umum, buku dikti maupun buku luar, tulislah yang sesuai dengan kompetensi serta minat yang dimiliki agar tulisannya benar-benar berkualitas.

Buku dengan Omzet terbesar adalah buku teks pelajaran utama, karena pasarnya sangat besar seluruh sekolah di Indonesia.

Buku teks pendamping atau modul mempunya pasar yang lebih kecil, akan tetapi sangat fleksibel pola pemasarannya. Tidak mustahil buku ini juga mempunyai omzet yang cukup besar juga disalurkan di proyek-proyek pemerintah.

Buku umum pasarnya paling kecil, karena outlet utama adalah di toko buku baik toko buku modern maupun tradisional.

Penulis dapat mencoba menawarkan semua tipe tulisan supaya peluang terbitnya menjadi lebih besar. Saat ini pasar buku sudah mulai bangkit lagi, akan tetapi produksi buku sudah terlanjur melambat. Sehingga bulan-bulan ke depan, jumlah judul buku yang beredar di Indonesia akan mengalami penurunan akibat 2,5 tahun pandemi.

Ini kesempatan bagi penulis untuk tetap semangat menulis karena pasar buku masih cukup menarik mengingat buku fisik masih menjadi andalan utama penerbit dalam mencari peruntungannya.

Jadi kesimpulannya penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.



Selasa, 28 Juni 2022

Pamasaran Buku


Pertemuan ke-19

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Narasumber : Agus Subardana

Moderator     : Sigid Purwo Nugroho

Hari ini Rabu, 29 Juni 2022 pelatihan belajar menulis PGRI memasuki pertemuan ke-19. Tema pada pertemuan ini adalah"Pemasaran Buku" bersama narasumber Bapak Agus Subardana dan moderator Bapak Sigid Purwo Nugroho.

Profil narasumer Bapak Agus Subardana dapat dilihat pada slide berikut.


Seorang penulis agar tulisannya tidak hanya tersimpan dalam laptop hendaknya diterbitkan menjadi sebuah buku. Baik melalui penerbit indie maupun penerbit mayor salah satunya adalah penerbit Andi sesuai keinginan penulis.

Penerbit Andi merupakan salah satu penerbit mayor yang ada di Indonesia yang sudah berdiri selama 40 tahunan. Buku-buku yang diterbitkan penerbit Andi ada 32 kategori. Mulai dari buku anak, populer, fiksi, novel, bisnis,pertanian, teks perguruan tinggi, sampai buku-buku pelajaran TK, SD, SMP, SMA, dan SMK.

Penerbit Andi sudah menerbitkan buku kurang lebih 20.000 judul buku. Setiap bulan berhasil menerbitkan 30-60 judul buku.

Strategi Pemasaran Buku

Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Kenapa demikian, hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis buku yang di terbitkan. Jenis-jenis buku yang diterbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku (Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi-Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll).

Dari jenis-jenis katagori buku tersebut disinilah dilakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan. Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis. Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :

  1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
  2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (Online)

1. Pentingnya Transformasi Digital 

Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri, terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, Cara belajar-mengajar,  kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang dipakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .

Untuk penjualan buku lewat online ini harus terus proaktive untuk terus promosi, supaya dapat :

  • Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial 
  • Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
  • Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
  • Menaikan penjualan dan profit 
  • Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing 
  • Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan 
  • Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli, menjadikan tertarik beli ) , persepsi dan pendapat konsumen.

2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Kita tentunya punya komunitas sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Untuk membentuk komunitas dan relasi, maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Kuncinya harus proaktif komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link  Zoom, Live Youtube TV. ANDI, dengan tema-tema yang menarik.

B. Strategi Pemasaran Buku Seranan Darat (Offline) 

Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku, penerbit Andi melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran buku serangan darat ini dikelompokkan berdasarkan target pasar yang dituju,  antara lain :

1. Toko Buku 

Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri, sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka  kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.

Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan, antara lain :

  • Menguasai display buku, supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol 
  • Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
  • Mengadakan Bedah Buku, Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
  • Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB, Program TAM, dll)

Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat dilakukan, kuncinya harus proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut yaitu melalui Kepala Toko nya dan Supervisor.

2.  Directselling 

Pemasaran Buku melalui Directselling ini dipetakan berdasarkan jenis katagori buku yang diterbitkan. Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini dibagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

  • Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
  • Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kuliah
  • Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

Dengan pemetaan jenis katagori tersebut di atas maka penerbit Andi sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) di setiap wilayah Kota dan Kabupaten. 

Penerbit ANDI Offset mempunya 96 Cabang di Indonesia dari Aceh s.d Jayapura

Senin, 27 Juni 2022

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie


Pertemuan ke-18

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Moderator    : Mutmainah

Hari ini Senin, 27 Juni 2022 pelatihan belajar menulis memasuki pertemuan ke-18.  Pada malam ini temanya adalah "Menerbitkan Buku Semakin Mudah dengan Penerbit Indie" bersama narasumber Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. dan moderator Ibu Mutmainah.

Profil narasumber malam ini Bapak Brian Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. dapat dilihat pada tautan berikut.

https://www.praszetyawan.com/p/profil.html

Pada zaman sekarang ini menerbitkan buku itu semakin mudah. Mengapa dikatakan mudah? Karena saat ini sudah banyak penerbit independent atau dikenal dengan indie. Sebelum penerbit indie exis kita hanya mengenal penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.

Dengan hadirnya penerbit indie hal ini sangat membantu para penulis yang ingin menerbitkan bukunya khususnya para penulis pemula. Penulis cukup mengirimkan naskahnya dan dipastikan terbit tanpa ada seleksi penulisan seperti di penerbit mayor. 

Ciri-ciri Penerbit Indie

  • Tidak ada seleksi naskah, semua naskah diterima
  • Proses terbit cepat 1-3 bulan
  • Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan
  • Biaya cetak dan ongkir ditanggung penulis
  • Penulis menentukan sendiri harga bukunya
  • Tidak memasarkan ke toko buku
  • Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris

Jadi di penerbit indie penulis harus mengeluarkan biaya cetak sendiri sebagai konsekuensi tanpa adanya seleksi naskah seperti pada penerbir mayor.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam  menentukan penerbit indie

  • Biaya penerbitan
  • fasilitas penerbitan
  • Batas maksimal jumlah halaman
  • Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  • Apakah dapat Master PDF
  • Jumlah buku yang didapat penulis
Penerbit Indie yang Recommended

Sebagai mentor melihat kendala-kendala yang di alami para penulis pemula dalam menerbitkan buku, narasumber Pak Brian berusaha membantu dengan merekomendasikan dua penerbit indie sesuai dengan keinginan penulis yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. 

Kedua penerbit indie tersebut kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus, penulis bisa buktikkan sendiri.  Dan Pak Brian sendiri yang akan mengawal dan menjamin buku sampai terbit.

Penerbit Depok dan Malang

Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk penulis yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.

Penerbit Malang cocok untuk penulis yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.


Penerbit Depok dan Malang bisa mengeluarkan nomor ISBN walaupun sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama (3-4 bulan).

Kelengkapan yang harus diperhatikan dalam menerbitkan buku di penerbit Depok dan Malang

  1. Cover ( judul buku dan nama penulis saja), 
  2. Prakata, 
  3. Daftar isi (tanpa nomor halaman), 
  4. Profil penulis, 
  5. Sinopsis
  6. Semuanya digabung dalam 1 file word

Jadi penerbit indie adalah solusi yang tepat bagi penulis pemula untuk mewujudkan impian memiliki buku solo.



Kamis, 23 Juni 2022

Mengenal Penerbit Indie


Pertemuan ke-17

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Narasumber : Mukminin, S.Pd., M.Pd.

Moderator    : Lely Suryani

Jum'at, 24 Juni 2022 pelatihan belajar menulis PGRI telah memasuki pertemuan ke-17. Pada pertemuanya bertemakan "Mengenal Penerbit Indie" bersama narasumber Bapak Mukminin dan moderator Ibu Lely Suryani.

Profil Bapak Mukminin, S.Pd., M.Pd. dapat dilihat pada tautan berikut.

https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

Pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang perlu kita tulis dan terbitkan sehingga bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. 

Menulis itu butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan buku

Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yanv harus dilalui: 

1. Prawriting

  • Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention).
  • Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
  • Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai (passion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

 3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan. 

4. Editting/Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi

Jika tulisan berupa naskah buku sudah fix, maka tahap selanjutnya publikasi atau penerbitan  buku.

Untuk penerbitan bisa ke penerbit mayor bisa ke penerbet indie atau independent. Hanya saja kalau mau ke penerbit mayor harus melalu proses seleksi sedangkan ke indie tidak, cukup siapkan naskah dan biaya.

Penerbit Mayar dan Penerbit indie

Bapak ibu sekalian yang hebat, penerbit buku ada macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor : 

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :

Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor : 

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie : 

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

# Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yang diterbitkan tidak sama.

Dan ternyata Cak Inin disamping seorang penulis juga memilki percatakan dan siap membantu peserta pelitahan dalam menerbitkan buku. 👇



Rabu, 22 Juni 2022

Anatomi Buku


Pertemuan ke-16

Pelatihan Belajar Menulis

Narasumber : Thèresia Sri Rahayu, S.Pd. SD

Moderator    : Arofiah Afifi

Hari ini Rabu, 22 Juni 2022 pelatihan belajar menulis PGRI memasuki pertemuan ke-14. Temanya adalah "Anatomi Buku" bersama narasumber Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD dan moderator Ibu Arofiah Afifi.

Profil Bu Theresia Sri Rahayu dan juga prestasinya dapat dilihat pada slide berikut 👇



Pengertian Anatomi Buku

Seperti halnya bagian tubuh makhluk hidup, nadkah buku juga memiliki anatomi yang membuatnya layak disebut naskah buku (Bambang Trim, 2009: 68)

Ibarat buku adalah burger maka harus dipastikan bagian perbagiannya disusun sedemikian rupa agar tampilannya menarik.

Anatomi Buku

  • Sampul : sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang.
  • Bagian awal (Preliminaries), merupakan sejumlah halaman berisi teks, yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian : halaman prancis (judul utama saja), halaman undang-undang hak cipta, halaman judul utama (judul, sub judul, penulis, editor), halaman katalog dalam terbitan, persembahan, daftar isi buku, daftar gambar, daftar tabel, pengantar penerbit, kata pengantar, orakata (preface).
  • Bahan Isi : pendahuluan, bab dan dub bab, tabel dan ilustrasi, sitiran/kutipan, penutup berisi intisati dan kesimpulan buku.
  • Bagian akhir (Postliminaries) : meliputi unsur-unsur yang secara berurutan terdiri atas lampiran glosarium, catatan akhir/endnite, daftar pustaka, dan indeks
Manfaat Mengetahui Anatomi Buku
Dengan mengetahui anatomi buku seorang penulis akan mengetahui bagian buku yang harus ditulis dan bagaimana cara menulisnya.


Senin, 20 Juni 2022

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis


Pertemuan ke-15

Pelatihan Menulis PGRI 

Narasumber : Yulius Roma Patendean

Moderator     : Mr. Bambs

Malam ini Senin, 20 Juni 2022 pelatihan belajar menulis memasuki pertemuan ke-15. Tema pada malam hari ini adalah "Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis" bersama narasumber Bapak Yulius Patendean, S.Pd. dan moderator Mr. Bams.

Narasumber malam ini Bapak Yulius Patendean, S.Pd. seorang guru dari Toraja Sulawesi Selatan, dan merupakan alumni BM angkatan ke-9. Untuk lebih lengkapnya profil beliau dapat dilihat pada tautan berikut

https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html

Seorang penulis setelah naskah kasarnya selesai langkah selanjutnya adalah menyusun naskah tersebut agar menjadi sebuah buku.

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

  • Siapkan naskahnya dulu, pastikan naskah buku dalam ukuran kertas A5 telah terkumpul minimal 40 halaman (standar UNESCO) dilengkapi BAB-BABnya.
  • Tuliskan bagian-bagian dari buku itu sendiri di microsofword diatur sedemikan rupa sehingga nantinya buku tersusun rapi, sebagai berikut.
  1. Halaman judul buku dan pengarang
  2. Kata pengantar
  3. Daftar tabel
  4. Daftar gambar
  5. Daftar isi
  6. Bab I, II, IIII, dan seterusnya
  7. Indeks
  8. Daftar pustaka
Untuk lebih jelasnya dapat dipelajari pada link youtube berikut.






Jumat, 17 Juni 2022

Konsep Buku Nonfiksi

 

Pertemuan ke 14

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Narasumer : Musiin, M.Pd.

Moderator  : Lely Suryani

Hari terus berjalin berganti minggu, tak terasa pelatihan belajar menulis PGRI memasuki pertemuan ke-14. Materi pada pertemuan malam hari adalah "Konsep Buku Nonfiksi" bersama narasumber Ibu Musiin, M.Pd. dan moderator Ibu Lely Suryani.

Ibu Musiin, M.Pd. merupakan alumni BM PGRI ke-8, dari zero ke hero, karena kegigihan beliau akhirnya menjadi penulis andal dan sudah melahirkan buku berjudul Literasi Digital Nusantara, Meningkatkan Daya Saing Generasi, yang sudah di pajang toko di Gramedia baik offline maupun online.

Sebelum memaparkan materi inti narasumber Ibu Musiin memberi support kepada para peserta agar selalu semangat dan tidak boleh menyerah untuk menjadi seorang penulis. 

Setiap orang mempunyai potensi menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. 

Poynter dalam bukunya yang berjudul Id There a book Inside you? Bahwa setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. 

Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Penulisan Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.

Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut

  1. Bahasa yang digunakan formal dan baku
  2. Isi berkaitan dengan fakta
  3.  Tulisan bersifat ilmiah populer 
  4. Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada

Jenis Buku Non Fiksi

  1. Buku Catatan Pelajaran
  2. Buku Teks
  3. Buku Pelajaran
  4. Buku Motivasi
  5. Buku Filsafat
  6. Buku Sains Populer
  7. Kamus
  8. Ensiklopedia
  9. Biografi
  10. Memoar

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Proses Penulisan Buku Nonfiksi

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

  1. Pratulis
  2. Menulis Draf
  3. Merevisi Draf
  4. Menyunting Naskah
  5. Menerbitkan

Langkah Pertama

 Pratulis

  1. Menentukan tema
  2. Menemukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan
  5. Bertukar pikiran
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat Mind Mapping
  9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

  1. Pengalaman pribadi
  2. Pengalaman orang lain
  3. Berita di media massa
  4.  Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
  5. Imajinasi
  6. Mengamati lingkungan
  7. Perenungan
  8. Membaca buku
  9. Survey
  10. Wawancara

Anatomi Buku

  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5. Halaman Prakata
  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7. Bagian /Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua

Menulis Draf

  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga

Merevisi Draf

  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

  1. Ejaan
  2. Tata bahasa
  3. Diksi
  4. Data dan fakta
  5. Legalitas dan norma

Hambatan-hambatan dalam menulis

  1. Hambatan waktu
  2. Hambatan kreativitas
  3. Hambatan teknis
  4. Hambatan tujuan
  5. Hambatan psikologis



Kamis, 16 Juni 2022

Sekedar Menghilangkan Penat

 



Pagi ini, Jum'at 17 Juni 2022 sekolah libur. Di tempat aku mengajar liburnya hari Jum'at bukan Minggu. Maklum sekolah yayasan.

Tak ada rencana sebelumnya hari ini jalan-jalan di laut. Semula tujuan ke pasar cari ikan tapi ternyata penjual ikannya sepi alias tidak ada ikan, katanya orang-orang pasar ombaknya besar jadi para nelayan tidak berani miyang (berangkat cara ikan).

Akhirnya ganti haluan langsung cus ke laut, karena pasarnya kebetulan dekat pantai utara (pantura) tepatnya di Pandangan Rembang Jateng.


Sampailah di tempat tujuan, kami segera cari tempat untuk bersantai kemudian pesan rujak manis, dan petis, gorengan, dan es untuk disantap sambil menikmati desirnya ombak laut. Sayang tidak sempat ambil fotonya keburu habis.

Di sini pengunjungnya lumayan ramai meskipun lautnya bukan merupakan objek wisata yang dikelola pemerintah. Lokasi lautnya ada dekat perumahan warga.

Memandangi laut sambil bercengkrama tidak terasa satu jam setengah berlalu. Waktu menujukkan pukul 12.00 banyak lalu lalang warga muslim berangkat ke masjid untuk jum'atan, akhirnya kami cabut. Beberapa meter perjalanan pulang kami mendapati warga yang sedang membakar ikan akhirnya kami putuskan untuk membeli.


Sungguh di luar rencana, qadarullah akhirnya kami dapat jalan-jalan di laut lumayan, bisa healing menghilangkan penat yang numpuk akibat sepekan bekerja sekaligus. Kami juga dapat ikan meskipun bukan ikan segar seperti tujuan semula.

Maunya cari ikan segar dapatnya ikan panggang😍😍


Rabu, 15 Juni 2022

Menulis Buku Terbaik PERPURNAS


Pertemuan ke-13

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Narasumber : DR. Mudafiatun Isriyah

Moderator    : Widya Setianingsih

Pada hari ini, Rabu, 15 Juni 2022 pelatihan belajar menulis PGRI memasuki pertemuan ke-13. Pada pertemuan ke-13 ini materinya adalah "Menulis Buku Terbaik di Purpusnas" bersama narasumber DR. Mudafiatun Isriyah dan moderator Widya Setianingsih.

DR. Mudafiatun Isriyah merupakan dosen dan pengajar di FIP prodi BK UNIPER Jember. Pendidikan terakhirnya S3, dan memiliki segudang prestasi baik menulis buku baik buku antologi maupun solo.

Menulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada orang lain. Dapat dikatakan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Menulis merupakan proses berpikir yang mempunyai sejumlah unsur yaitu mengingat, menghubungkan, memprediksi, mengorgasasian, membayangkan, memonitor, dan mereview.

Tujuan dan maksud seseorang menulis itu bermacam-macam, misalnya memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi.

Selain mempunyai tujuan yang bersifat umum itu, menulis juga mempunyai tujuan yang bersifat khusus sesuai dengan bentuk-bentuk ekspresi diri saat mau menulis.

  1. menjelaskan atau menerangkan
  2. menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati oleh penulis tentang suatu objek
  3. meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal sampai dengan akhir cerita
  4. menyakinkan atau mendesak pembaca sehingga mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.

Itulah sebab mengapa kita harus menulis dalam kurun waktu yang tidak lebih dari 72 jam maksudnya menulis itu tidak boleh terjeda waktu terlalu lama di alam memori kita karena  akan terjadi hal2 yang memunculkan pikiran dan ide lain yang kurang terarah.

Seorang penulis pasti ingin tulisannya tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Tulisan yang bisa diterima pembaca adalah tulisan yang baik dan benar yaitu tulisan yg tidak sama dengan milik orang lain, alias no plagiat.

Disamping itu, tulisan/buka hendaknya hidup, dalam arti bersifat pembaruan bahasa ilmiahnya disebut novelty maksudnya kontennya banyak dibutuhkan orang saat ini.

Tapi perlu diingat jika ingin mengetahui kebaruan, harus mengetahui dahulu spektrum keilmuan yang ditekuninya. Apa latar belakang keilmuan kita, dan sesuaikan dengan passion kita masing-masing

Kiat menulis menjadi dan menyenangkan

  • Sering membaca yangg sesuai dengag latar keilmuannya
  • Apa yangg akan ditulis maka cari referensi sebanyak-banyaknya
  • Cari referensi yang relevan
  • Jika banyak yang sama, seide dengang buku tersebut maka cari yang berbeda,. Jadi jika telah menemukan perbedaan itulah maka akan di temukan noveltynya




Senin, 13 Juni 2022

Filosofi Do'a

Doa merupakan bentuk permohonan kepada Allah terhadap sesuatu yang dikehendaki dengan segala kerendahan hati. Do’a merupakan senjatanya orang beriman. Dengan berdo’a seorang hamba dengan sendirinya menyatakan, kelemahan, kebutuhan sekaligus kekurangannya akan pertolongan dari dzat penguasa alam semesta yaitu Allah SWT.

Sebagai seorang hamba yang beriman kita diperintahkan oleh Allah untuk berdo’a. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Ghafir : 60, “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah, lalu kenapa pada kenyataanya tidak semua do’a terwujud? Terkadang kita mintanya apa diberinya apa. Sebenarnya bukan tidak dikabulkan. Tapi bentuk pengabulannya yang berbeda. Ada yang persis sesuai yang diminta, ada yang diganti dengan kebaikan lain, dan ada yang ditunda karena saatnya belum tepat atau untuk akhirat kelak.

Filosofi  tidak terkabulnya doa persis sesuai yang diminta. Kadang kita minta apa diberinya apa. 

Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Fahrudin Faiz, M.Pd. yang dilansir penulis dari kanal youtube Nasihat ID. bahwa Allah Swt. mengabulkan doa itu banyak pertimbangannya tidak seperti kita yang tahunya hanya sebatas yang kita mau. Allah yang lebih Tahu mana yang baik dan mana yang madharat buat kita.

Misalnya orang pertama minta diterima kerja di perusahaan A, orang kedua juga minta diterima kerja di tempat yang sama. Lalu oleh Allah yang dikabulkan adalah doanya orang yang kedua.

Kenapa demikian karena Allah yang lebih Tahu, mana yang terbaik dan mana yang madharat. Bisa jadi orang pertama doanya tidak dikabulkan karena ada madharat di dalamnya. Atau ada perusahaan lain yang jauh lebih baik yang telah Allah siapkan untuk dirinya.

Allah Swt. yang Maha Tahu pola-pola pengabulan. Hanya kita yang tidak paham, kenapa belum, kenapa menunggu waktu, kenapa tidak sekarang saja dikabulkannya. 

Jadi belum dikabulkan tidak usah putus asa, kecewa, maupun marah-marah karena contohnya banyak bahkan yang dialami para Nabi.

Nabi Zakaria mohon diberi karuniai keturunan sampai usia 90 tahun (QS. Maryam : 5-7) baru dikabulkan. Bahkan ada riwayat mengatakan bahwa Nabi Musa bisa mengalahkan Fir'aun setelah berdo'a sekitar 40 tahun baru berakhir dengan tenggelamnya Fir'aun.

Yakinlah bahwa tidak ada sesuatu pun yang sudah sampai kepada Allah akan kembali lagi kecuali do'a. Jangan pernah meremehkan doa dia pergi dan pasti akan kembali pada saat yang tepat. Keep husnudzan. Wallahu A'lam.

 

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan


Pertemuan ke-12

Pelatihan Menulis PGRI

Narasumber : Susanto, S.Pd.

Moderator    : Nur Dwi Yanti

Alhamdulillah tidak terasa pelatihan belajar menulis PGRI sudah memasuki pertemuan ke-12. Pada pertemuan ini materinya "Profreeding Sebelum Menerbitkan Buku" adalah  bersama narasumber Bapak Susanto, S.Pd. dan moderator Nur Dwi Yanti.

Bapak Susanto, S.Pd. yang akrab dipanggil Pak D Susanto narasumber pada malam ini merupakan seorang guru SD Musi awas Sulawesi Selatan. Profil lengkapnya dapat diakses pada blog beliau https://blogsusanto.com/artikel/

Proofreading disebut juga dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan,  yang bertujuan untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.

Dengan melakukan proofreading, maka kita akan menemukan kesalahan-kesalahan. Termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, pemenggalan kata hingga kata-kata yang ambigu, semuanya dapat diminimalkan.

Kenapa seorang penulis harus mengadakan proofreading terhadap naskah yang sudah selesai. Bukankah itu tugasnya seorang editor? Jawabannya iya benar.

Akan tetapi, jika naskah yang telah kita buat memiliki kesalahan yang minimal, tentu tugas editor semakin ringan. Dan tulisan kita akan mendapat "apresiasi yang baik" sehingga dibaca tuntas dan bisa "LOLOS".  Bayangkan jika, tulisan kita banyak sekali kesalahan, pasti akan mengurangi kredibilitas kita sebagai seorang penulis.

Seorang Penulis, sebaiknya juga seorang proofreader, setidaknya untuk tulisannya sendiri.

Apa tugas seorang proofreading?

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

Seorang profrader harus dapat mengetahui:

  • Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
  • Susunannya sudah tepat atau belum
  • Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak

Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Mengapa harus melakukan proofreading?

Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak  dilewatkan seorang penulis. Terutama bagi penulis yang berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas karena dengan melakukan proofreading kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar jasa seorang proofreading jadi bisa hemat biaya.

Cara melakukan proofreading sebelum tulisan diterbitkan

  1. Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.
  2. Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
  3. Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
  4. (a) Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit, (b) pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, (c) konsistensi nama dan ketentuannya, (d) Perhatikan judul bab dan penomorannya

Jadi sebisa mungkin seorang penulis harus mau melakukan proofreading. Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.

Berikut tips mudah melakukan proofreding terutama pada typo ala Pak D







Mendidik dengan Ikhlas Kunci Keberhasilan Seorang Guru

 

Guru merupakan sosok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari kecil sampai dewasa kita tidak akan lepas dari sosok seorang guru. Guru dianggap sebagai sosok yang mampu membawa perubahan bagi seseorang yang sebelumnya tidak tahu apa-apa menjadi tahu yang belum baik menjadi baik, yang salah menjadi benar.

Guru merupakan orang yang sangat berjasa kepada setiap anak didiknya. Disebutkan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa karena seorang guru bisa membawa perubahan pada setiap anak didiknya yang sebelumnya tidak bisa apa-apa menjadi bisa. Jadi setiap guru itu pasti berpretasi karena guru mampu menggali dan mengasah potensi-potensi yang dimiliki anak didiknya mulai dari kemampuan membaca, menulis, berhitung dan potensi yang lainnya.

Dan penulis bangga menjadi guru karena guru bisa dikatakan pewaris  nabi. Guru disebut ‘alim yang berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Karena guru termasuk orang ‘alim maka guru termasuk pewaris nabi.

Rasulullah Saw. sendiri adalah seorang murobbi (pendidik). Rasulullah Saw. mendidik para sahabatnya dan kaum muslimin menjadi manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia sehingga kaum muslimin dapat mencapai peradaban yang tinggi.

 Seorang guru mempunyai tugas tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik dan memberi teladan yang baik bagi anak didiknya. Seorang guru tidak hanya menstrasfer ilmu tetapi juga harus mengetahui kemampuan, bakat, dan karakter anak. Oleh karena itu seorang guru dalam mengajar dan mendidik hendaknya diniatkan dengan tulus ikhlas agar apa yang disampaikan bisa sampai ke jiwa anak.

Guru yang mempunyai rasa ikhlas dalam melaksanakan rutinitasnya maka tidak mengharapkan pujian, sanjungan, penghargaan dan semacamnya. Disupervisi oleh kepala sekolah dan pengawas maupun tidak harus tetap menjalankan tupoksinya (tugas pokok dan fungsinya) dengan penuh tanggung jawab. Dan ini lah yang akan menentukan keberhasilannya dalam mengajar dan mendidik.

Guru yang sukses adalah guru yang kedatangannya selalu ditunggu, ucapannya ditaati, tindak-tanduknya akan dicontoh, diamnya disegani, dan kepergiannya akan selalu dirindukan kedatangannya.

Memiliki jabatan tidak membuatnya tinggi, tidak mempunyai pangkat tidak membuatnya rendah diri.  Baginya tetap mengajar dan terus berbuat baik memberi teladan yang baik bagi anak didiknya adalah ciri guru yang benar-benar ikhlas dalam menjalani tugasnya.

Seorang guru yang menjalani profesinya dengan ikhlas niat ibadah karena Allah Swt. bukan berarti tidak mengharapkan imbalan. Hanya saja imbalan yang diharapkan hanyalah dari Allah Swt. semata, sehingga rizki yang didapat menjadi berkah dan kebaikannya menjadi amal jariyah yang bisa kita petik kelak. Wallahu’ A’lam

 

 

 

Sabtu, 11 Juni 2022

Ada Apa di Rembang dan Pati?


Pagi ini, Ahad, 12 Juni 2022 pukul 06.10 WIB saya dan rombongan tiba di alun-alun Rembang. Berangkat dari rumah sekitar pukul 05.00 WIB. Kurang lebih satu jam perjalanan kami tiba di Rembang kota.

Hari Minggu pagi ini ada banyak aktifitas di alun-alun Rembang, banyak orang lalu lalang sesuai dengan tujuan masing-masaing. Ada yang senam, joging, lari lari pagi, ada yang bersepeda, ada yang jalan-jalan ada juga  yang sekedar duduk-duduk menikmati suasana alun-alun sambil bencengkrama dengan keluarga, saudara, teman, atau mungkin rekan kerja. Anak-anak menyusuri keliling alun-alun dengan sepeda scuternya, dan juga ada yang pakai sepatu roda.

Di sini juga banyak penjual. Baik makanan, minuman, tanaman, mainan, jasa melukis dan lain-lain.


Dan di dalam masjid ada acara Jam'iyah Mudarasatil Qur'an lil Hafidzah sekabupaten Rembang. Khotmil Qur'an oleh para hafidzah (penghafal Al-Qur'an perempuan).


Dan inilah tujuan saya di Rembang kota, tak lain diminta sahabat bersama temannya-temannya hafidzah untuk mengantarkan mereka guna menghadiri acara tersebut. Semoga mendapatkan barokah khotmil Qur'an. Aamiin

Selepas dari JMQH kami lanjut menuju Ketri kec. Puncakwangi kab. Pati untuk khotmil Qur'an lagi dalam rangka kirim doa untuk kedua mertua  dahabat saya yang sudah tiada mendahului kami.

Setibanya di rumah adik iparnya, sahabat dan temannya langsung mengaji. 

Hari sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB saatnya shalat dzuhur lanjut makan siang.


Akhirnya saatnya khotmil Qur'an. Setelah do'a dan tahlil selanjutnya kami pamit pulang.. Alhamdulillah Isya' sampai di rumah kembali dengan selamat. 

Allaahummarnaa bil Qur'an. Aamiin


Investasi Akhirat

 


Adalah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Raudlotul Mujtahidin, di sinilah penulis mengabdikan diri mengajar ngaji (membaca Al-Qur'an). Pagi mengajar di Madrasah Tsanawiyah  (MTs) sore hari mengajar TPQ.

TPQ Raudlotul Mujtahidin berdiri pada tahun 2006. Lokasi berdiri ada di Sawahan kel. Sidorejo RT 01 RW 01 kec. Sidorejo kab. Rembang kode pos 59264. Santri TPQ Raudlotul Mujtahidin berasal dari dukuh Sawahan saja. Jumlah santrinya kisaran 30-50 anak. Rentang usia santri 2 tahun - 15 tahun. Tempat di musholla Raudlotul Mujtahidin.

Meskipun lembaga kecil TPQ Raudlotul Mujtahidin sudah memiliki izin oprasional dengan nomor statistik 411233170963 dan juga sudah berakta notaris nomor akta 79 tanggal akta 13 Oktober 2020.

Merupakan suatu kebahagian tersendiri bisa mengajar di TPQ. Menjadi seorang guru ngaji merupakan panggilan Ilahi. Bagaimana tidak, mengajar ngaji berarti mengajarkan Al-Qur'an yang merupakan kalam ilahi, kalam Allah SWT.

Mengajar Al-Qur'an tentu tidak hanya sekedar mengajarkan  bagaimana cara membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid tapi juga bagaimana mendidik anak agar punya karakter, akhlak yang qur'ani agar menjadi pripadi muslim sejati sesuai yang dikehendaki Allah SWT.

Oleh karena itu mengajar TPQ hendaknya didasari dengan niat yang ikhlas. Karena setiap  amal perbuatan itu tergantung niatnya. Dan amal yang diterima Allah SWT. adalah amal yang diniatkan dengan ikhlas hanya kerena Allah, SWT. bukan karena sesuatu yang lain. Kalau pun seorang guru ngaji misalnya diberi bisyaroh (gaji) itu hanyalah sebuah bonus.

Jadi digaji maupun tidak guru, atau bahkan menjadi donatur untuk kemajuan lembaga pendidikan Al-Qur'an hendaklah niatkan dengan ikhlas agar menjadi sebuah investasi akhirat yang bisa dipetik kelak.

Wallahu a'lam bis showaab





Jalani dan Terima Apa yang Ditetapkan Untukmu

Ada apa dengan hariku? Tepatnya Senin, 12 Februari 2023. Ponselku berdering ada panggilan whatsapp dari temenku yang minta dijemput pada sua...